Saturday 30 January 2016

Nostalgia Buku - Kemirisan dari Canggihnya Teknologi Masa Kini


Mungkin hal pertama yang menarik perhatian kalian adalah judul yang agak "unik" dari post ini. Jujur, saya kecewa dengan rendahnya pengetahuan umum serta minat membaca anak jaman sekarang. Mungkin anak jaman sekarang lebih suka berkutat dengan game-game di ponsel "pintar" atau di depan laptop. Membaca, mendengar sekaligus secara tidak langsung belajar mengenai hal-hal yang mungkin belum sesuai dengan usia mereka.

Silahkan tanya di sekitar kalian mulai dari anak hingga dewasa, berapa jumlah artikel/buku yang mereka baca? Atau minimal silahkan tanya, siapa itu Alfred Nobel? Tentu saja semua orang pasti pernah mendengar mengenai Piala Nobel, tapi taukah kalian kisah kelam di balik adanya penghargaan bergengsi itu? Hadiah piala Nobel berasal dari keuntungan penjualan TNT alias bubuk mesiu yang merupakan bahan dasar BOM. (Catat! BOM!).

Saya tidak mengatakan bahwa ilmu harus berasal dari buku aka textbook. Jujur, saya sendiri orang yang justru mungkin banyak belajar dari komik, film, novel dan terakhir mungkin baru 'buku teks yang sesungguhnya'. Pertama kali saya tahu tokoh-tokoh terkenal seperti Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Mozart, Leonardo Da Vinci, Alfred Nobel, Walt Disney dll dari buku komik. Buku ini menceritakan perjalanan hidup orang-orang hebat dari mulai dari kecil hingga mereka bisa menjadi terkenal.  Hingga kini buku-buku ini masih bisa dibeli (edisi baru, bukan bekas) dengan harga kurang lebih Rp. 25.000 per jilid. Berikut penampakannya.

Koleksi Buku Seri Tokoh Dunia

                                              
Tampilan dalam Buku Seri Tokoh Dunia (Alfred Nobel)


Kemudian, buku favorit jaman dulu lainnya adalah buku cerita detektif Hawkeye Collins dan Amy Adams. Buku ini terdiri dari 14 seri yang di dalamnya terdiri dari beberapa kasus. Dalam cerita ini, duo detektif cilik tersebut berusaha memecahkan kasus yang terjadi di Lakewood Hills. Yang membuat menarik adalah bacaan ini cukup ringan untuk kategori misteri dan detektif, dan mampu mengajak pembaca anak-anak untuk ikut berpikir memecahkan masalah dengan suguhan gambar yang membantu visualisasi. 

Di akhir cerita, pemecahan kasus tidak langsung diberikan namun ada di akhir buku. Nah, ini dia bagian paling menarik. Kalau ingin membaca jawaban yang dicetak secara terbalik, maka kita harus membaca menggunakan cermin. Tapi, jaman dahulu karena kami hanya membaca di perpustakaan sekolah maka seorang sobat saya menyarankan untuk membaca dari belakang halaman tersebut yang diarahkan ke cahaya. Jadilah, kalau ada yang membaca sambil membalik halaman dan mengangkatnya ke arah cahaya, kami tahu pasti anak tersebut pasti sedang membaca buku ini. 

Dahulu buku ini diterbitkan oleh salah satu penerbit terbesar di tanah air, tapi entah mengapa edisi barunya tidak diterbitkan lagi. Sungguh disayangkan, padahal ini adalah salah satu buku bermutu yang seharusnya pernah dibaca oleh anak-anak Indonesia. Padahal di luar negeri, buku ini telah diterbitkan dalam versi terbarunya.


Penampakan Luar Buku Terbitan Dalam Negeri

              
Penampakan Dalam Buku Khas Jaman Dahulu

                    Hawkeye Collins Book.jpg      
Penampakan Cover Terbitan Aslinya (dalam bhs Inggris) Versi Lawas dan Modern


Mungkin kali ini saya hanya mengulas dua buku ini dahulu. Semoga di lain kesempatan bisa berbagi pengalaman membaca buku-buku recommended lainnya. Yuk budayakan membaca untuk diri sendiri, anak dan keluarga kita, untuk generasi mendatang yang lebih baik. 


Sumber gambar: 
Google image
http://ngidambuku.blogspot.co.id/2015/04/around-world-with-young-detectives.html
http://dunianostalgia80-an.blogspot.co.id/2009/03/novel-detektif-cilik.html