Tuesday 18 December 2012

ITP / Idiopathic Trombocytopenia Purpura / Immune Trombocytopenia Purpura


Membaca koran tadi pagi membuat saya tergelitik untuk membuat artikel ini. Dalam koran yang saya baca, diceritakan mengenai seorang wanita Indonesia yang menderita ITP sejak usia lima tahun, mendirikan yayasan ITP karena ia hanya menemukan dua buah yayasan serupa di dunia, yaitu di Amerika dan Inggris.

ITP atau Trombositopenia Purpura Idiopatik atau ada juga yang menyebutnya Trombositopenia Purpura Imun karena 60% kasusnya disebabkan autoimun (sistem imun atau kekebalan tubuh kita menyerang sel normal dalam tubuh). Pada ITP, sistem imun menyerang trombosit (keping darah) yang bertugas membekukan darah jika terjadi perdarahan. 

Kadar normal trombosit dalam darah adalah 150.000-450.000/mm kubik. Namun, pada ITP biasanya kadar trombositnya  < 50.000/ mm kubik. Bagi orang normal tentu saja sudah menimbulkan gejala perdarahan mulai dari bintik, bercak kemerahan sampai mimisan terus menerus. Tapi pada penderita ITP, gejala seperti itu baru didapatkan jika kadar trombositnya < 10.000/ mm kubik. Semua itu bergantung pada kompensasi tubuh terhadapa penurunan jumlah trombosit dalam tubuhnya.

Penyakit ini tidak menular dan menurun walaupun awal terdeteksinya penyakit ini pada usia anak-anak. Tapi, riwayat ITP dalam keluarga dapat meningkatkan resiko. Insidensi ITP diperkirakan terjadi 50–100 kasus baru per satu juta penduduk per tahun, dengan perbandingan jumlah anak kecil adalah separuhnya.

Tanda-tanda yang didapatkan biasanya adalah tampak bintik-bintik merah, bercak atau lebam khususnya di tangan atau kaki, yang diikuti perdarahan dari hidung (mimisan), gusi berdarah,maupun pada remaja putri bisa didapatkan menoragia atau haid yang berlebih. Perlu digarisbawahi, yang dimaksud dengan perdarahan disini adalah perdarahan yang banyak dan lama berhenti. Jika terjadi hal seperti ini, kemungkinan trombosit pada anak sudah kurang dari 10.000/mm kubik sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit.
           
     

Pengobatannya adalah dengan obat golongan kortikosteroid yang berfungsi menurunkan sistem imun yang secara salah menyerang keping darah dalam tubuh. Penggunaan obat ini bukan untuk menyembuhkan, hanya untuk menghilangkan gejalanya untuk sementara. Aktivitas berlebih juga dapat memicu timbulnya gejala dan penderita perlu mengonsumsi obat tersebut. Penyakit ini tidak mematikan tapi tidak dapat disembuhkan, sama halnya dengan Diabetes Melitus ataupun hipertensi, namun hanya bisa dikontrol agak tidak semakin memburuk. 

Sumber : Ingatan dan Wikipedia